Surat Cinta Anak Geografi
Surat ini aku tulis tanggal 19 September 2009 pukul
6:56.
Itu berarti waktu aku masih kuliah semester 3.
Di antara
sekian banyak spesies di biosfer, kamu tahu?
Terjadi tabrakan antara lempeng
hatiku dengan hatimu
Hanya kamu yang mampu menunjam lempeng hatiku yang tebal
dan keras ini
Guncangan gempa tektonik 7,9 SR pun tak sebanding dengan hatiku
yang bergetar hebat
Bintarto sekalipun tidak akan bisa menjabarkan apa yang
aku rasakan.
Kedalaman
perasaan ini tak terukur
Melebihi kedalaman twilight zone, melampaui dalamnya
Palung Marian
Melewati eratnya keterkaitan antara soleum dengan pedogenesis
Jauh melebihi kekompakan dan keterikatan tekstur lempung
Tidak ada skala yang
mampu membandingkan besarnya ombak cinta yang kau hempaskan di kawasan hatiku
Kau begitu berarti bagiku, seumpama hidrogen sulfida bagi ekosistem pegunungan
bawah laut
Hatiku penuh kontur sebagai akibat dari dinamika sikapmu
Jika
pacul dapat ku gunakan untuk memperoleh sampel perasaanmu,
andai kompas bidik
mampu mengetahui arah perasaanmu
jikalau GPS dapat menunjukan posisiku di hatimu...
Aku akan memborongnya demi ketelitian tingkat tinggi tentang perasaanmu padaku
Jujur aku
memang tak pandai mengevaluasi sumberdaya lahan hatimu
Tak mampu melakukan
analisis spasial pada aspek kehidupanmu
Namun diri
ini selalu bertanya, adakah lahan potensial bagiku di hatimu?
Otak ini
terus berangan tentang aglomerasi hati di antara kita.
Ah, hebat.
Fenomena
geosfer ini membuatku ingin menjadi treshold rendah bagimu,
begitu pula ku
harap darimu
Frekuensi kebutuhanku akan kehadiranmu begitu tinggi,
sehingga aku
harus mempersempit aspek keruangan antara kita
Daerah aliran sungai penuh
cinta ini hanya bermuara padamu.
Jika pikiran
kita berkorelasi positif, telah aku siapkan peta tematik
Jalur khusus menuju
habitatku
Jalur istimewa untuk mendatangi hatiku.
Ayolah...
Katakan peta! Katakan peta!
Masuklah ke hatiku sebelum bumi berhenti berotasi
Selimuti diri ini dengan atmosfer penuh kasih sayang,
sebelum badai solar
mengganggu medan magnet bumi...
by Dian Mu